Ini adalah Diary
(Buku Harian) saya. Memang Diary banyak dimiliki oleh kaum hawa terutama yg
masih ‘bujang’. Tapi apa salahnya cowok ikut membuat Diary. Tujuanku membuat
diary tak lain sebagai curahan hati (curhat) dan sebagai bahan introspeksi ke
depan.
Halaman ini terbuka bagi Anda mau membacanya...
Mohon Maaf, halaman ini banyak membahas soal Agama.
Jadi mungkin saya khususkan bagi Anda yg Muslim saja…
Date |
: |
16 Januari 2005 |
Subject |
: |
Saudara-saudaraku di Aceh dan Sumut, Tabahlah... |
Notes |
: |
|
Dear Memory,
Sebuah bencana dahsyat telah terjadi pada 1 hari
setelah Natal alias tgl 26 Des 2004 di ujung barat pulau Sumatera. Pada tanggal
24 Des 2004 Badan Meteorologi dan Geofisika-nya AS telah memberitahukan tanda2
akan terjadi gempa bumi di sekitar Samudera Indonesia. Tetapi karena keesokan
harinya adalah hari Natal maka peringatan tersebut terabaikan termasuk oleh
kita juga. Sehingga pada hari Minggu, 26 Des sekitar jam 8 pagi terjadilah
gempa bumi dengan kekuatan 8,9 skala richter. Episentrumnya berada di sekitar
142km dari kota Meulabouh. Selang beberapa jam kemudian, terjadi Tsunami yang
tingginya mencapai 20 m. Banyak penduduk pada pagi hari itu sama sekali tidak
menyangkan akan datang bencana seperti itu. Banyak kisah – kisah menyedihkan
yang kita ketahui. Saya sendiri sering melihat Metro TV dan membaca harian Jawa
Pos (bukan iklan lo). Akibat 2 bencana tersebut masyarakat di kota-kota yang
terkena ombak tsunami banyak yang kehilangan rumah dan harta benda mereka.
Harta benda mungkin dapat diganti, tetapi yang paling menyakitkan hati yang
hilang adalah sanak saudara bahkan anggota keluarga sendiri.
Menurut pendapat para ahli, di selatan Aceh sendiri
merupakan daerah rawan gempa. Selain di selatan Aceh, ada juga di perairan
selatan Jawa, sekitar Laut Banda, & mana lagi saya juga lupa (saya baca
Jawa Pos). Jadi pada suatu saat titik rawan gempa itu akan terjadi gempa yang
kekuataannya sangat besar juga. Seperti gunung Krakatau yang meletus sekitar
tahun 1897 lalu, getarannya sampai terasa ke perairan Eropa, Masya Allah!
Selain itu di sekitar Danau Toba juga adalah titik rawan gempa. Para ahli
sangat takut akan jika terjadi gempa dahsyat disana. Tentu korban jiwa akan
semakin banyak.
Sepertinya sampai sekarang penderitaan mereka masih
belum juga mereda. Setelah kota mereka rusak parah ditambah lagi wabah penyakit
yang terus menghantui mereka. Juga hujan yang terus mengguyur juga membuat
banjir di beberapa daerah dan membuat jalan berlumpur sehingga jalan alternatif
tidak dapat dilalui kendaraan berat seperti truk. Jalan utama telah rusak. Saya
membayangkan orang yang ingin menyalurkan bantuan saja juga ikut merasakan penderitaan
harus terjebak selama 1 minggu utk menunggu jalan dapat dilewati. Stok barang
semakin sulit didapat akibatnya harga2 melambung tinggi. Tetapi yang
paling menyedihkan untuk pemukiman pengungsi di daerah2 terisolir
sangat sulit mendapat bahan makanan. Mereka pun berusaha memakan dari alam
seperti singkong.
Disaat saudara-saudara kita sedang merasa kepedihan,
ternyata masih ada orang yang menyelewengkan bantuan, menyebarkan nama buruk,
dsb. Saya membayangkan betapa besar dosa yang ia perbuat. Tentu hanya Yang
Diatas-lah yang Maha Mengetahui.
Namun sampai sekarang yang masih menjadi tanda tanya
bagi saya adalah kenapa Yang Diatas memberikan cobaan kepada saudara – saudara
kita di Aceh? Kita sama – sama mengetahui Aceh terkenal denga bumi ‘Serambi
Mekah’ yang artinya mayoritas penduduknya beragama Islam. Kenapa koq hamba-Nya
yang beragama Islam malah yang diberi musibah, kenapa tidak di negara Israel
saja yang selalu memusuhi Islam? Kita ini sudah ketinggalan jauh dari mereka
baik dari segi ekonomi, teknologi, dan persenjataan, tapi kenapa malah kita
yang diberi cobaan?
Menurut saya sendiri, Allah SWT tidak akan
memberikan cobaan selama hamba2-Nya masih bersyukur atas semua
nikmatnya dan masih mengingat-Nya. Mungkin dari rakyat Aceh sendiri, mereka
terlalu angkuh terutama bagi anggota GAM, kenapa mereka ingin memisahkan diri
dari RI? Mungkin mereka menganggap Aceh kaya akan hasil alam dan Aceh mayoritas
penduduknya Muslim, jadi kenapa tidak berdiri sendiri seperti Brunei
Darussalam?
Saya yakin tidak semua masyarakat Aceh seperti
demikian. Saya banyak punya teman yang berasal dari Aceh. Sedih juga kalau
memikirkan nasib mereka. Bayangkan saja tiba-tiba mereka harus putus kuliah
padahal telah berjalan lebih dari 1 tahun. Tetapi yang lebih menyayat hati
adalah mereka tidak tahu nasib keluarga mereka di kampung halamannya seperti
apa. Semoga mereka diberi hidayah sehingga mereka tetap tegar menjalani
kehidupan ini.
Jika Anda pernah melihat tayangan Buletin Siang di
RCTI (bukan iklan lo), pada akhir tayangan tersebut diceritakan seorang Bapak
yang berasal dari Aceh tetap ingin menjadi paramedis bagi jema’ah Haji RI di
Tanah Suci. Bapak itu tetap tegar meskipun rumah & harta bendanya telah
rata dengan tanah, tetapi istri dan anak2nya selamat.
Saya yakin keimanan rakyat Aceh masih kuat sebelum
terjadinya bencana tsb. Saya inginnya gempa atau bencana itu malah menimpa
gedung Pentagon atau gedung putih AS sekalian, biar mereka kapok tidak
menyerang umat Islam di Iraq, Palestina, dll dengan dalih apapun. Mereka yang
mengaku negara adikuasa, seakan tamak akan kekuasaan mereka. Saya juga tidak
habis pikir kenapa tidak mereka saja yang diberi cobaan tersebut?
Menurut saya Allah SWT tidak akan mengingatkan kaum
yang Kafir. Allah SWT hanya akan mengingatkan hamba-Nya yg beriman kepada-Nya.
Karena menurut Al – Qur’an, kaum kafir tidak akan sempat mencicipi surga.
Bagaimana pun mereka akan langsung masuk ke dalam api Neraka. Karena itulah
wahai saudara2-ku seiman kenapa kita tidak meningkatkan Taqwa kita
kepada-Nya? Kita tentu tidak ingin mendapat bencana seperti mereka juga kan?
Tetapi disamping itu, jangan lupa untuk membantu mereka yang sedang ditimpa
musibah, karena mereka adalah saudara kita juga.
·
Catatan ini mungkin dapat dijadikan bahan refleksi bagi
Anda dan saya sendiri untuk meninjau bagaimana ketaqwaan kita kepada-Nya.
·
Jika informasi yang saya berikan diatas ternyata salah,
mohon beritahukan kepada saya. Namanya juga manusia tempatnya salah dan dosa.